Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Center for Countering Digital Hate (CCDH) menunjukkan bahwa algoritma rekomendasi video TikTok menampilkan konten gangguan makan dan adegan bunuh diri ke beberapa akun baru.
Penelitian ini menyatakan, rata-rata akun baru itu dimiliki remaja, dan saat meneliti, mereka melihat satu akun menampilkan konten bunuh diri dalam waktu 2,6 menit. Akun lain menyarankan konten gangguan makan dalam waktu delapan menit.
Penelitian CCDH juga menemukan, akun yang rentan diperlihatkan konten semacam ini tiga kali lebih banyak daripada akun standar, dan akun tersebut diperlihatkan konten yang lebih ekstrim daripada akun standar.
Badan amal gangguan makan Inggris, BEAT mengatakan temuan ini sangat mengkhawatirkan dan telah meminta TikTok mengambil tindakan segera untuk melindungi pengguna yang rentan. dikutip dari nexiabet
TikTok Memicu Kerusuhan dan Gangguan di Dunia Nyata
Tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan mental pengguna, TikTok juga dikaitkan dengan beberapa insiden kerusuhan dan gangguan di dunia nyata.
Sebuah investigasi yang dilakukan oleh BBC mengungkap bahwa TikTok mengangkat keributan di dunia maya yang mendorong perilaku antisosial di dunia nyata.
Beberapa mantan pegawai TikTok berkata persoalan ini tidak ditangani karena takut akan memperlambat pertumbuhan bisnis aplikasi media sosial itu.
Investigasi BBC menemukan bahwa algoritme dan desain TikTok berarti orang-orang melihat video yang biasanya tidak direkomendasikan kepada mereka yang kemudian memberi mereka insentif melakukan hal-hal yang tidak biasa dalam video mereka sendiri di platform tersebut.
Mereka telah mengakibatkan gangguan dan kekacauan dalam kehidupan sehari-hari. Investigasi BBC menemukan empat episode dalam beberapa bulan terakhir di mana keterlibatan yang berlebihan di TikTok terkait dengan perilaku berbahaya, antara lain:
- Obsesi warganet dengan kasus pembunuhan di Idaho, AS, yang menyebabkan fitnah terhadap orang yang tidak bersalah
- Gangguan terhadap penyelidikan polisi terhadap Nicola Bulley, seorang gadis yang hilang di Lancashire, Inggris
- Menyebarnya aksi protes di sekolah yang melibatkan vandalisme ke seluruh Inggris
- Memanas-manasi kerusuhan di Prancis, memfasilitasi penyebarannya dengan intensitas yang tidak biasa dan ke lokasi yang tidak terduga
Mantan pegawai TikTok mengibaratkan keributan ini dengan “kebakaran hutan” dan menyebutnya “berbahaya”, terutama karena kebanyakan audiens aplikasi itu adalah anak muda dan mudah dipengaruhi.
TikTok Bukan Lebih Berbahaya dari Aplikasi Lain?
Meskipun TikTok mendapat banyak kritik dan kontroversi terkait dengan konten berbahaya yang ditampilkan di platformnya, ada juga yang berpendapat bahwa TikTok tidak lebih berbahaya daripada aplikasi media sosial lainnya, seperti Facebook dan Google.
Richard Forno, direktur program cybersecurity di University of Maryland menyebut TikTok tidak lebih berbahaya ketimbang Facebook ataupun aplikasi Google3.
Forno mengatakan bahwa semua aplikasi media sosial memiliki potensi untuk mengekspos pengguna kepada konten yang tidak diinginkan, tidak pantas, atau berbahaya.
Ia juga menambahkan bahwa pengguna harus lebih berhati-hati dan kritis dalam mengonsumsi informasi yang ada di media sosial, serta menggunakan pengaturan privasi dan keamanan yang tersedia.
TikTok sendiri mengklaim bahwa algoritmenya “menyatukan komunitas sambil memprioritaskan keamanan”. Ia berkata mereka merekomendasikan berbagai jenis konten untuk mengganggu pola yang repetitif, menghilangkan “misinformasi yang berbahaya”, serta mengurangi jangkauan video dengan informasi yang tidak terverifikasi.
TikTok juga mengatakan bahwa aktivitas dan pengalaman yang dihasilkan dalam penelitian CCDH tidak mencerminkan perilaku atau pengalaman menonton yang asli dari orang sungguhan.